Mengenal Sejarah Kuliner Okonomiyaki
Okonomiyaki adalah salah satu hidangan ikonik Jepang yang populer karena keunikan dan fleksibilitasnya dalam berbagai variasi bahan. Hidangan ini berbentuk seperti pancake gurih yang terbuat dari adonan tepung, telur, kol, dan beragam bahan tambahan sesuai selera, seperti daging, makanan laut, atau keju. Kata “Okonomiyaki” secara harfiah berarti “panggang apa yang Anda suka” (okonomi = sesuai selera, yaki = panggang). Sejarah okonomiyaki yang panjang dan penuh inovasi menjadikannya salah satu makanan jalanan (street food) yang paling terkenal di Jepang.
Berikut adalah sejarah kuliner okonomiyaki dari awal hingga perkembangannya kini.
1. Akar Tradisional: Era Muromachi (1336–1573)
Bentuk awal dari okonomiyaki dapat dilacak kembali ke era Muromachi, ketika hidangan sederhana yang disebut funoyaki populer di Jepang. Funoyaki adalah pancake tipis yang dibuat dari adonan tepung gandum yang dipanggang di atas wajan. Adonan ini kemudian disajikan dengan saus miso atau gula sebagai hidangan penutup. Hidangan ini dianggap sebagai cikal bakal dari okonomiyaki, meskipun bahan dan cita rasanya berbeda dari versi https://misosushilondon.com/ modern.
Pada masa ini, tepung terigu sudah mulai dikenal di Jepang setelah diperkenalkan dari Tiongkok, tetapi penggunaannya masih terbatas. Funoyaki dan sejenisnya adalah bagian dari budaya kuliner sederhana yang kemudian akan berkembang menjadi berbagai jenis makanan berbasis tepung yang lebih kompleks.
2. Periode Edo (1603–1868): Pengaruh Kue Gandum
Selama periode Edo, tepung terigu semakin banyak digunakan dalam hidangan sehari-hari. Masyarakat Edo (sekarang Tokyo) menciptakan berbagai variasi pancake berbasis tepung, salah satunya disebut monjayaki, yang dianggap sebagai salah satu pendahulu okonomiyaki. Monjayaki merupakan versi lebih encer dari okonomiyaki yang juga dimasak di atas wajan panas, tetapi teksturnya lebih lembut dan cenderung lengket. Hingga kini, monjayaki masih populer di beberapa daerah di Tokyo.
Pada periode ini, hidangan berbasis tepung semakin berkembang karena murah dan mengenyangkan, terutama di kalangan masyarakat kelas pekerja. Namun, konsep okonomiyaki yang lebih kompleks dengan banyak variasi bahan baru mulai dikenal pada periode berikutnya.
3. Periode Meiji (1868–1912): Masuknya Budaya Barat
Pada periode Meiji, Jepang mengalami gelombang modernisasi yang besar dan pengaruh dari Barat mulai memengaruhi kuliner Jepang. Tepung terigu dan penggunaan saus berbasis kecap Inggris (mirip saus Worcestershire) mulai populer, dan masyarakat Jepang mulai menciptakan hidangan baru yang menggabungkan bahan-bahan tradisional dengan elemen dari kuliner Barat. Salah satu hasil inovasi ini adalah terciptanya issenyaki, pancake tipis berisi irisan daun bawang yang disajikan dengan saus.
Meskipun bukan okonomiyaki seperti yang kita kenal hari ini, issenyaki adalah contoh dari bagaimana masyarakat Jepang mulai bereksperimen dengan tepung terigu dan menciptakan makanan jalanan yang terjangkau dan lezat.
4. Lahirnya Okonomiyaki Modern: Era Showa (1926–1989)
Okonomiyaki dalam bentuk modernnya mulai dikenal luas selama Perang Dunia II, terutama di Osaka dan Hiroshima, dua kota yang kini dikenal sebagai pusat okonomiyaki. Pada masa ini, karena kekurangan pangan, masyarakat Jepang mengandalkan bahan-bahan yang terjangkau seperti tepung terigu yang dipasok oleh pemerintah. Mereka menciptakan hidangan berbasis tepung yang mengenyangkan, murah, dan dapat disesuaikan dengan berbagai bahan yang tersedia, seperti sayuran, telur, dan sisa makanan.
Di Osaka, okonomiyaki berkembang menjadi pancake gurih dengan berbagai macam isian. Sementara itu, di Hiroshima, berkembang versi yang sedikit berbeda, yaitu okonomiyaki gaya Hiroshima, di mana adonan tepung dan telur dimasak terpisah dari bahan-bahan lain dan disusun secara berlapis dengan mi dan kubis. Perbedaan teknik memasak ini menjadi ciri khas yang membedakan kedua gaya okonomiyaki hingga saat ini.
5. Okonomiyaki Pasca Perang Dunia II
Setelah Perang Dunia II, okonomiyaki menjadi semakin populer di seluruh Jepang sebagai makanan jalanan dan hidangan keluarga. Restoran-restoran khusus okonomiyaki mulai bermunculan di berbagai kota, terutama di Osaka dan Hiroshima. Pada 1950-an dan 1960-an, okonomiyaki mendapatkan tempat penting di hati masyarakat Jepang karena kemudahannya untuk dibuat dan fleksibilitasnya dalam menggunakan berbagai bahan.
Osaka dikenal sebagai kota di mana okonomiyaki versi sederhana, tanpa tambahan mi, menjadi sangat populer. Di sisi lain, okonomiyaki gaya Hiroshima yang lebih berlapis dengan mi (yakisoba atau udon) terus menjadi hidangan favorit di wilayah tersebut. Kedua gaya ini bersaing untuk mendapatkan penggemar, dengan masing-masing menawarkan cita rasa unik.
6. Globalisasi dan Popularitas di Dunia
Mulai dari tahun 1980-an hingga 2000-an, okonomiyaki semakin dikenal di luar Jepang, terutama berkat meningkatnya popularitas masakan Jepang di dunia. Bersamaan dengan sushi, ramen, dan takoyaki, okonomiyaki menjadi bagian dari kuliner Jepang yang diekspor ke berbagai negara.
Banyak restoran Jepang di luar negeri mulai menyajikan okonomiyaki sebagai salah satu hidangan utama. Beberapa kota besar di luar Jepang, seperti New York, London, dan Sydney, memiliki restoran yang menyajikan okonomiyaki, seringkali dengan variasi bahan yang lebih sesuai dengan selera lokal. Di luar Jepang, okonomiyaki juga beradaptasi, misalnya dengan menambahkan keju, daging bacon, atau bahan-bahan lain yang tidak umum digunakan di Jepang.
7. Okonomiyaki di Era Modern
Saat ini, okonomiyaki tetap menjadi salah satu hidangan Jepang paling fleksibel dan digemari di berbagai kalangan. Di Jepang, banyak restoran okonomiyaki yang menawarkan pengalaman memasak sendiri, di mana pelanggan dapat memasak okonomiyaki mereka sendiri di meja dengan wajan besi panas. Hal ini menambah keseruan dan interaktivitas dalam menikmati hidangan ini.
Restoran-restoran okonomiyaki modern juga terus berinovasi dengan menciptakan varian baru, seperti okonomiyaki vegetarian, vegan, dan versi gluten-free untuk menyesuaikan dengan kebutuhan diet internasional yang lebih luas. Festival kuliner Jepang sering kali menampilkan okonomiyaki sebagai salah satu hidangan utama, menambah daya tarik dan popularitasnya.
Kesimpulan
Perjalanan panjang okonomiyaki dari hidangan sederhana berbasis tepung hingga menjadi ikon kuliner modern menunjukkan fleksibilitas dan adaptasi hidangan ini terhadap perubahan zaman. Dari Osaka hingga Hiroshima, dari jalanan Jepang hingga restoran internasional, okonomiyaki terus berkembang dan menjadi favorit di banyak tempat. Kesederhanaan dalam penyajiannya serta kebebasan untuk memilih bahan membuat okonomiyaki tetap relevan di kalangan pencinta kuliner di seluruh dunia.