Beranda » Pakaian Adat Suku Sasak, Jadi Daya Tarik Wisatawan!

Pakaian Adat Suku Sasak, Jadi Daya Tarik Wisatawan!

Pakaian Adat Suku Sasak di Lombok

Baju adat Lombok ialah salah satu keunikan Lombok yang disenangi oleh para Joker123 pelancong sehingga kerap kali dijumpai para pelancong berfoto dengan mengenakan pakaian adat dibeberapa desa liburan di Lombok.

Baju adat Suku Sasak yang utama merupakan Baju Lambung untuk perempuan dan Baju adat Pria disebut dengan Baju Pegon. Baju ini lazimnya diterapkan pada waktu menyambut kedatangan tetamu dan dikala tengah meniru upacara adat secara khusus dalam prosesi pernikahan adat sasak, Lombok merupakan Nyongkol bagi para pengiring pengantin.

Baju adat lambung baju adat lombok untuk pengiring pengantin dalam prosesi nyongkolan Baju lambung baju adat lombok, dikenakan pada dikala mengiringi pengantin dalam prosesi nyongkolan.

Baju adat suku Sasak Lombok, bagus untuk baju Wanita ataupun baju Pria.

1. Baju Peralatan Suku Sasak Wanita

Baju adat suku Sasak untuk wanita disebut Lambung. Terdiri dari dress hitam tanpa lengan dengan kerah berbentuk huruf “V” dan sedikit hiasan pada t-shirt gigir.Baju ini memakai kain pelung. Ditambah selendang menjuntai di bahu kanan bermotif ragi yang ialah tipe khas kain songket sasak, dipadukan dengan ikat pinggang anteng yang dililitkan dan ujungnya berumbai dibuang di pinggang kiri.

Bawahannya mengaplikasikan kain panjang hingga lutut atau mata kaki dengan pinggiran kain bordir bermotif kotak-kotak atau segitiga. Baju adat Lambung diterapkan gadis-gadis Sasak khusus untuk menyambut tetamu dan pembawa buah-buahan dalam upacara mendakin atau nyongkol.

Lazimnya para wanita sasak akan memakai bermacam-macam aksesoris untuk memperindah penampilannya dikala mengenakan lambung. Sepasang gelang perak ditambahkan untuk aksesori wanita Lombok. Sowang (anting) berbentuk bulat terbuat dari daun lontar.

Baca juga:

Mengenal Pakaian Adat Daerah Istimewa Yogyakarta

Perhiasan Berlian Termahal di Dunia

Kemudian Rambut diikat rapi dan sebagai logat terselip bunga mawar dan krisan, atau dapat juga disanggul dengan teladan plotet punjung. Penerapan endit atau pending merupakan berupa rantai perak yang berfungsi sebagai ikat pinggang, onggar-onggar atau hiasan bunga emas yang diselipkan di komponen konde, anting atau anting, serta suku atau ketip yang terbuat dari uang logam emas dan perak yang disusun dari bros. dan kalung.

2. Baju Peralatan Suku Sasak Pria

Baju adat suku sasak disebut Pegon yang mendapatkan akibat dari busana eropa. Berbeda dengan baju Sasak lainnya yang terbuat dari kain songket, pegon memakai kain umum berwarna gelap, kemungkinan pegon ialah hasil akulturasi dengan kultur Jawa.

Pegon diterapkan khusus untuk upacara adat dan ningrat suku Sasak. Bagi masyarakat umum, pria Sasak mengaplikasikan pakaian lengan panjang yang terbuat dari kain pelung berwarna jelas.

Untuk bawahannya, pria Sasak memakai wiron atau mungil. Wiron berbahan batik Jawa dengan motif baju hangat nangka atau kain pelung hitam. Sistem memakainya sama seperti kain di Jawa atau Sunda yang menjuntai hingga mata kaki. Tapi, untuk penerapan wiron tak dibolehkan memakai kain polos berwarna merah atau putih.

Dapat juga diterapkan kain tenun dengan motif tapo kemalo dan songket dengan motif serat penginang. Hindari penerapan kain putih dan merah polos. Wiron atau Mungil yang ujungnya lurus hingga ke kaki bumi berarti tawadduk atau simpel.

Sebagai hiasan, para pria sasak lazimnya memakai sapuk atau mahkota. Aksesoris ini ialah simbol untuk Ilahi Ilahi Masa Esa dan menjaga pikiran dari hal-hal kumal atau tak bagus.

Tipe sapuk sendiri dibagi dua, untuk ritual khusus dan sehari. Untuk penerapan sehari-hari tipe sapuk yang diterapkan berbentuk segitiga sama sisi, padahal untuk ritual khusus seperti upacara adat atau ritual khusus lazimnya memakai sapuk atau perade yang terbuat dari bahan songket dari benang emas.

Baju adat suku sasak ini malah pernah dikenakan oleh Presiden Joko Widodo pada dikala memperkenalkan ceramah kenegaraan di Sidang Tahunan MPR 2019 lalu.

Lambang Kelengkapan Peralatan Suku Sasak

Kelengkapan adat Sasak mempunyai makna atau melambangkan sebuah arti dari tiap-tiap peralatan bagus untuk baju Wanita ataupun baju Pria, mencakup:

1. Baju Peralatan Wanita (Baju Lambung)

Pangkak, seiring perkembangan zaman pangkak jarang diterapkan sebab wanita suku Sasak beralih mengenakan Maha, Maha sebagai lambang menjaga aurat atau kesucian bagi kaum Wanita. Tangkong, sebagai lambang keagungan seorang wanita. Tongkak, sebagai lambang ketaatan terhadap Ilahi Ilahi Baju Esa dan pengabdian terhadap Orang Tua, Suami bagi wanita yang sudah menikah, dan terhadap masyarakat.

Lempot, sebagai lambang beri sayang terhadap sesama yang patut dimiliki tiap-tiap masyarakat Suku Sasak. Kereng, sebagai lambang kesuburan tubuh dan kesopanan sikap terhadap sesama. Aksesoris, sebagai lambang kecantikan seorang wanita dan lambang sosial, kian banyak dan mahal aksesoris yang digunakan karenanya wanita hal yang demikian berasal dari sosial yang tinggi.

2. Baju Peralatan Pria (Baju Pegon)

Cappuq atau Sapuk, sebagai lambang penghormatan terhadap Ilahi Ilahi Baju Esa. Pegon, sebagai lambang keagungan seorang pria dan kesopanan sikap terhadap sesama. Leang atau Dodot, sebagai lambang berkarya, pengabdian terhadap Orang Tua dan masyarakat.

Kain dengan Wiro, sebagai lambang kerendahan hati dan sikap tawadhu’ yang patut dimiliki tiap-tiap masyarakat Suku Sasak. Keris, dalam ataurannya penerapan keris sebagai lambang adat komponen mukanya patut menghadap kedepan sebagai lambang berjiwa besar, sekiranya terbalik karenanya bermakna berperang atau siaga. Selendang Umbak, sebagai lambang beri sayang dan kebijakan bagi pemakainya.

iritnow

Kembali ke atas
error: Content is protected !!